APR Menawarkan Alternatif Bahan Baku Tekstil Yang Ramah Lingkungan

BeritaAzam.com Pekanbaru –
Asia Pacific Rayon (APR), perusahaan produsen serat viscose-rayon terbesar di Asia, tengah memimpin revolusi tekstil berkelanjutan di Indonesia.

Dengan komitmen kuat terhadap praktik berkelanjutan, APR menawarkan alternatif bahan baku tekstil yang ramah lingkungan. Satu di antara keunggulan utama APR adalah penggunaan bahan baku kayu yang berasal dari hutan industri yang dikelola secara lestari.

Proses produksi yang ketat memastikan bahwa setiap serat viscose-rayon yang dihasilkan berasal dari sumber yang terbarukan dan tidak merusak lingkungan. Sertifikasi PEFC yang dimiliki bahan baku APR menjadi bukti nyata komitmen perusahaan terhadap pengelolaan hutan yang bertanggung jawab.

“Serat kayu APR berasal dari sumber yang dikelola secara lestari, dan telah memiliki serangkaian sertifikasi internasional. Bahan baku yang disuplai dari APRIL telah tersertifikasi Programme For The Endorsement of Forest Certification (PEFC),” ucap President Director of APR, Basrie Kamba dalam acara diskusi bersama media massa di Pekanbaru, Senin (21/10/2024).

Viscose-rayon yang diproduksi APR memiliki sifat yang unik, yaitu mudah terurai secara alami. Hal ini menjadikan produk tekstil berbasis viscose-rayon sebagai pilihan yang ramah lingkungan.

“Dengan bahan baku yang terbuat dari pohon atau tanaman, ini jadi akan mudah terurai. Dari beberapa penelitian, jika bahan ini dikubur di tanah selama 21 hari dia akan larut, jadi sangat ramah lingkungan sekali,” jelas Basrie.

APR tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga aktif dalam mengembangkan industri mode lokal. Melalui berbagai program, perusahaan ini memberikan dukungan kepada para pengrajin dan desainer lokal. Pembinaan dan pelatihan yang intensif diberikan untuk meningkatkan kualitas produk serta mendorong penggunaan bahan baku lokal.

Sebagai bentuk komitmen terhadap pengembangan industri mode berkelanjutan di Indonesia, APR menginisiasi Jakarta Fashion Hub (JFH). Platform ini menjadi wadah bagi para desainer, pengusaha, dan produsen untuk berkolaborasi dan menampilkan karya-karyanya. JFH diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan mode yang inovatif dan berkelanjutan di Indonesia.

BACA JUGA:  Mitra Vokasi PHR WK Rokan Raih Matching Fund Kemdikbudristek

APR menyadari bahwa upaya untuk membangun industri tekstil yang berkelanjutan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perusahaan ini aktif menjalin kerja sama dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan pelaku industri lainnya. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri mode yang bertanggung jawab.

Dengan adanya APR, Riau memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi tekstil berkelanjutan di Indonesia. Ketersediaan bahan baku yang melimpah, didukung oleh proses produksi yang ramah lingkungan, menjadikan Riau sebagai destinasi yang menarik bagi industri fesyen.

Meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan industri mode berkelanjutan di Indonesia. Satu di antara tantangan utama adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilih produk yang ramah lingkungan. Selain itu, perlu adanya dukungan kebijakan yang lebih kuat dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri ini.

“APR tidak bisa berjalan sendiri, Pemda harus ikut mendorong. Kemudian, terpenting adalah komitmen para desainer yang ada di Riau. Karena mereka yang paham wastra apa yang harus diangkat dan tren fesyen yang sedang berkembang. Jadi dengan ada bahan baku di sini dan sudah dinyatakan berkelanjutan dan bersertifikasi mestinya Riau tidak akan kalah,” tutup Basrie.

APR merupakan produsen viscose-rayon terintegrasi terbesar di Asia. Pada tahun 2019 perusahan ini memulai operasionalnya di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, dengan kapasitas produksi 300.000 ton viscose-rayon per-tahun.

Dengan investasi besar dalam peningkatan kapasitas produksi dan pengembangan teknologi, APR menargetkan untuk memenuhi permintaan pasar. Saat ini jumlah permintaan bahan tekstil yang lebih lestari terus meningkat.

Dikutip dari MCR, keberhasilan APR dalam menggabungkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam bisnisnya menjadikannya sebagai role model bagi perusahaan-perusahaan lainnya. Melalui inovasi dan komitmen yang kuat, APR telah membuktikan bahwa bisnis yang berkelanjutan tidak hanya mungkin, tetapi juga menguntungkan bagi semua pihak.*