BeritaAzam.com, Siak – Mata dan tangan Aminah bekerja sama cepatnya. Kardus dan botol plastik bekas yang berserakan ia pilah dalam sekejap. Kemarin, sampah anorganik itu masih tersebar di rumah warga, tong sampah, bahkan tercecer di tempat umum. Namun kini barang sisa tersebut telah terkumpul rapi berdasarkan jenisnya dan siap untuk ditimbang. Seiring jarum timbangan yang bergerak, senyum Aminah pun merekah.
Aminah adalah seorang pengurus Bank Sampah Nenggala Berseri binaan Sinar Mas Agribusiness and Food, yang terletak di Desa Sam Sam, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Perempuan asal Sibolga itu juga bekerja di perusahaan sebagai karyawan pemeliharaan kebun. Bagi sebagian orang, sampah anorganik hanyalah limbah tak bermakna.
Namun bagi Aminah dan para nasabah bank sampah, barang-barang yang dikumpulkan itu mengandung semangat kepedulian terhadap lingkungan dan pemberdayaan ekonomi.
Menurut Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, mengacu Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), volume timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton.
Sementara itu, volume timbulan sampah di Provinsi Riau 578.110,01 ton atau 2,9% dari timbulan sampah secara nasional. Bank sampah menjadi cara kolektif warga dalam mengurangi angka tersebut dan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Bank sampah diterapkan dengan cara pengumpulan sampah anorganik oleh nasabah, kemudian dipilah dan ditimbang oleh pengurus. Hasil timbangan itu lalu dikonversi ke dalam rupiah sesuai harga acuan yang berlaku dan dicatat dalam buku tabungan. Nasabah dapat mencairkan hasil tabungan mereka dalam rentang waktu yang disepakati bersama pengurus, biasanya per tiga bulan.
Aminah mengatakan, sejak disosialisasikan pada 2021, bank sampah telah memberi banyak manfaat yang luar biasa. “Saya dan ibu-ibu lainnya mendapat ilmu baru dalam mengolah sampah anorganik. Alhamdulillah bank sampah membuat lingkungan kami menjadi lebih bersih dan kami pun mendapat manfaat ekonomi dari program ini,” ujarnya.
Data Bank Sampah Nenggala Berseri tahun 2023 menunjukkan, hingga bulan Oktober, terdapat 3,4 ton sampah anorganik yang disetorkan nasabah. Volume sampah tersebut memiliki nilai jual Rp5.875.120.
Selain itu, peluang ekonomi juga hadir dari pembuatan produk kriya seperti tas dan keranjang dari sampah plastik. Menurut Aminah, produk kriya ini dapat memberi penghasilan tambahan bagi Bank Sampah Nenggala Berseri hingga Rp1.800.000 per tahunnya.
Kehadiran bank sampah juga disambut baik oleh seorang pengurus bernama Nurul Hidayah. Ia mengaku baru memahami konsep bank sampah setelah diperkenalkan oleh Sinar Mas Agribusines and Food.
“Sebelumnya saya tidak mengenal apa itu bank sampah meskipun saya tahu bahwa beberapa sampah itu ada nilainya. Bisa dikatakan bahwa pengetahuan saya tentang bank sampah baru saya dapatkan di program perusahaan ini,” ucapnya.
Nurul sangat tertarik untuk ambil bagian dalam program bank sampah. Menurutnya, hal terpenting dari program ini bukanlah keuntungan dari penjualan sampah anorganik, tetapi sebagai sarana bagi warga untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih bersih dan sehat.
“Program ini sangat baik. Dengan ikhlas hati, saya bersedia mengenalkan bank sampah kepada banyak orang. Sosialisasi sangat penting untuk meningkatkan keikutsertaan warga,” ujarnya.
Antusiasme warga terhadap bank sampah, seperti yang ditunjukkan Aminah dan Nurul, berkontribusi dalam penyebaran program ini. Menurut Nurul, sejauh ini dirinya telah diundang ke tujuh area pemukiman di Kecamatan Kandis sebagai narasumber.
“Belum lama ini Kepala Desa Jambai Makmur juga mengundang kami untuk melakukan sosialisasi program bank sampah di sana. Mereka ingin tahu informasi lebih detail tentang bank sampah,” ucapnya.
Head of Circular Economy, Climate Change, and Bio Economy Sinar Mas Agribusiness and Food, Serafina T. Rahayu, mengungkapkan keterlibatan warga sangat penting dalam implementasi bank sampah.
Menurutnya, dukungan warga bukan hanya terlihat pada bank sampah yang terletak di Nenggala Estate, tetapi juga di bank sampah yang berlokasi di Kijang Estate, Kabupaten Kampar.
“Kami bersama sembilan orang pengurus dan 357 nasabah bank sampah di dua kabupaten terus berproses untuk menjaga kelestarian lingkungan serta menciptakan peluang ekonomi. Kami yakin program ini dapat memberi manfaat yang lebih besar seiring bertambahnya dukungan dan keterlibatan warga di berbagai daerah,” ujarnya.
Respons dan dukungan yang baik dari warga, lanjut Serafina, membuat pihaknya yakin mempersiapkan 8 unit bank sampah baru di Kabupaten Siak dan 5 unit lagi di Kabupaten Kampar. Rencana pembukaan bank sampah baru ini tak mengurangi proses pengawasan dan evaluasi terhadap unit yang telah ada untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya terhadap nasabah.
“Kami senantiasa mengupayakan peningkatan kapasitas pengurus melalui berbagai pelatihan, melakukan sosialisasi program ke daerah lain, memperluas jaringan pemasaran, serta meningkatkan nilai tambah produk. Kami berharap program bank sampah ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas dalam hal kesadaran masyarkat untuk mengurangi timbulan sampah anorganik, mendukung pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan,” tandasnya.*