BeritaAzam.com, Pekanbaru – Tonggak sejarah baru dalam pemanfaatan energi terbarukan telah diletakkan oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan peluncuran megaproyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Wilayah Kerja (WK) Rokan.
Salah satu ikhtiarnya adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terbentang seluas 28,2 hektare (Ha) di kawasan kompleks perumahan pekerja PHR di WK Rokan.
Pembangunan PLTS tersebut berkolaborasi dengan PT Pertamina Power Indonesia selaku Subholding Pertamina di bidang Energi Baru dan Terbarukan.
Keputusan ini bukan saja merupakan tonggak penting dalam mendukung upaya global menuju Paris Agreement, tapi juga langkah monumental dalam mencapai target bauran energi sebesar 23 persen dari energi terbarukan pada tahun 2025 dan nol emisi pada tahun 2060.
Dengan begitu banyak pihak yang turut meramaikan upaya transisi energi, Erwan FM MTCE Coordinator mengungkapkan dengan penuh semangat bahwa PHR melihat implementasi PLTS ini sebagai komitmen mendalam untuk mendukung dekarbonisasi.
“Keberadaan PLTS di WK Rokan adalah bagian dari visi kami untuk mengakselerasi transisi ke energi terbarukan, sejalan dengan arah global menuju masa depan yang berkelanjutan,” terangnya kepada beritaazam.com, Kamis, 10 Agustus 2023 lalu.
Menurutnya, PLTS merupakan inovasi teknologi yang penggunaannya sangat bermanfaat bagi kelistrikan Indonesia. Pemanfaatan PLTS juga sangat membantu dalam menghemat biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan listrik. Selain itu, PLTS juga membantu mengurangi dampak perubahan iklim dengan menekan efek gas rumah kaca yang dapat dihasilkan oleh pembangkit listrik energi fosil.
Dengan PLTS, hal ini merupakan salah satu bentuk kontribusi PHR dalam pemanfaatan energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan serta tidak akan pernah habis. Mengingat bahwa sumber energi fosil yang semakin hari semakin berkurang.
Penampakan panel surya PLTS WK Rokan diatap salah satu gedung di Kantor Utama PT Pertamina Hulu Rokan di Rumbai. Foto: Beritaazam
Kemudian, salah satu hal yang menjadikan WK Rokan sebagai pilihan ideal adalah potensi besar dari sumber daya photovoltaic power. Kondisi geografik yang menguntungkan di wilayah ini menawarkan potensi energi surya yang melimpah untuk pembangkitan listrik.
Studi menyeluruh yang dilakukan mengenai implementasi PLTS, termasuk penelitian lokasi dan analisis dampak penetrasi terhadap stabilitas sistem kelistrikan WK Rokan, dengan tegas menyatakan bahwa proyek ini tidak akan mengganggu pasokan listrik di wilayah tersebut.
Lebih lanjut, proyek PLTS di Duri, Dumai, dan Rumbai juga telah meraih hasil survei positif. Rekomendasi area pengembangan PLTS mencapai 25 MWp, menegaskan bahwa WK Rokan memiliki potensi yang luar biasa untuk menghasilkan energi bersih melalui matahari.
Menghadirkan 64.000 panel surya yang menjulang, PLTS WK Rokan membuktikan komitmennya dalam menyediakan energi bersih dan berkelanjutan. Dengan kapasitas produksi sebesar 25 MWp, proyek ini akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap target pengurangan konsumsi bahan bakar gas sebesar 352 MMSCF per tahun.
“Efisiensi yang dihasilkan, yaitu 8 persen pada Active Power (MW) dan 4 persen pada Reactive Power (MVAR), juga akan berdampak positif pada stabilitas sistem kelistrikan secara keseluruhan,” ucap Erwan lagi.
Metode yang digunakan yakni energi surya yang ada di WK Rokan dikumpulkan oleh PLTS yang dibangun dengan tipe ground mounted dan rooftop. Selanjutnya, energi yang ditangkap kemudian diubah melalui inverter sehingga energi listriknya dapat dimanfaatkan di WK Rokan.
Selain manfaat ekonomi dan lingkungan, PLTS WK Rokan juga mencerminkan semangat kesatuan dalam menjawab tantangan perubahan iklim. Dengan keberanian untuk mengadopsi teknologi terbaru dan berinvestasi dalam energi terbarukan, Indonesia semakin mendekati tujuannya untuk menjadikan sumber daya alamnya sebagai pilar utama dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
Dengan perjalanan yang dimulai hari ini, PLTS WK Rokan telah mengirimkan pesan kuat bahwa perubahan dimulai dari langkah pertama. Dengan sinar matahari sebagai mitra setia, transisi energi bukan lagi sekedar mimpi, tapi telah menjadi kenyataan di bawah cahaya tropis Indonesia.*