BeritaAzam.com, Kampar- Rabu 17 Mei 2023, pegiat Literasi Riau yang dikenal sebagai sastrawan dan budayawam kembali melaksanakan kegiatan literasi. Kali ini di dua Madrasah Alyiah sekaligus. Di sini, Kunni disambut hangat Kepala Madrasah (Kamad), guru dan ratusan siswa.
Dua sekolah tersebut yakni Madarasah Aliyah Swasta Persiapan Negri Alam Panjang, Kecamatan Rumbio Jaya dan MAN 4 Kampa, Kabupaten Kampar. Literasi ini mengusung tema Milenial, Alam dan Budaya.
Kamad MAN 4 Kampar Arjuniwati, M.Pd beserta guru dan ratusan siswa sudah menunggu Kunni dan tim di aula sekolah yang terletak di tepi jalan Pekanbaru-Bangkinang tersebut.
“Anak-anak jadi lebih faham apa itu literasi dan konservasi yang diusung Bu Kuuni sebagai tema, termasuk Saya. Ya, bagaimana kita harus menghormati alam, lingkungan dan budaya dalam kehidupan sehari-hari yang diperkenalkan dengan puisi.Anak-anak juga jadi berani. Yang awalnya malu-malu jadi berani maju ke depan dan membaca puisi,” kata Arjuniwati pula.
Kamad MAS PN Alam Panjang SYUKRON, S.Pd.I, M.Pd bersama segenap guru dan siswa menyebutkan, kedatangan Kunni merupakan kedatangan pegiat literasi dan sastrawan Riau pertama di sekolah tersebut.
“Kami sangat beruntung dengan kegiatan Literasi Konservasi yang dibahas dan dihadiri langsung oleh Ibu Kunni selaku pimpinan komunitas Rumah Sunting. Ini kesempatan istimewa, dan baru kali ini sekolah kami kedatangan sastrawan, penyair, Budayawan dan aktivis perempuan Riau seperti beliau. Kebetulan Saya adek tingkat Bu Kunni saat kuliah. Jadi Saya tahu persis bagaimana beliau ini memang sangat aktif sejak dulu. Saya diospek beliau dulu,” kata Syukron setengah bercanda kepada wartawan.
Syukron juga siap melaksanakan literasi berikutnya bahkan sampai penerbitan buku karya anak-anak dan guru. Ia mengaku akan memulai dengan pelatihan menulis terlebih dulu bersama Kunni dan timnya. Sambutan hangat juga terasa saat Kunni sampai ke MAN 4 Kampar.
Pada Literasi Konservasi kali ini, Rumah Sunting berkerjasama dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Kampar. Bahkan, Ketua IGI Kampar Bambang Irawan,S.Pd.Gr.,M.Pd mengikuti kegiatan literasi di dua sekolah tersebut sejak awal hingga usai.
“Kak Kunni Masrohanti ini tokoh perempuan di Riau. Beliau pegiat literasi. Bukan hanya di kota-kota, tapi sampai ke ceruk-ceruk kampung yang tidak ada sinyal. Semua itu dilakukannya di Kampar sejak dulu Yang Saya tahu dia melakukan itu tanpa pamrih, tidak kenal lelah, tidak pandang siapa dimana dan dilakukan terus menerus. Setelah berkomuniasi dengan beliau, kami pun sepakat untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan literasi ke sekolah yang sebelumnya sudah dilakukan di sekolah lain di Kampar juga. Dan kak Kunni yang sangat konsen penuh dengan lingkungan dan budaya, menjadikan hal ini sebagai tema literasi yang diberi nama olehnya Literasi Konservasi,” kata Bambang yang menulis banyak buku dan aktif di banyak organisasi.
Sementara itu, KunniMasrohanti menyebutkan, kegiatan Literasi Konservasi ini digagasnya sejak tahun 2018 dan melahirkan beberapa karya buku. Salah satunya buku puisi berjudul Rimbang Baling Dalam Puisi karya siswa siswi SD di tiga desa di Kampar Kiri Hulu. Buku ini tervit setelah Kunni dan ti. Literasi Rumah Sunting melakukan pendampingan berkali-kali.
“Tema yang kita usung Milenial, Alam dan Budaya. Tema ini menjadi pilihan bukan hanya untuk mengajak segenap masyarakat sekolah memahami pentingnya kelestarian alam bagi keberlangsungan hidup seluruh makhluk di muka bumi sekaligus sumber perekonomian masyarakat, tapi juga mengajak siswa dan guru memahami pentingnya ketahanan budaya sebagai pondasi pembangunan bangsa,” kata perempuan yang sejak 2018 dinobatkan sebagai Ketua Penyair Perempua Indonesia ini.
Pada kesempatan itu, Kunni menyampaikan materi dengan proses belajar santai yang memang disukai siswa. Ada tanya jawab, pembacaan puisi oleh siswa dan guru serta bagi-bagi doorprize dan penyerahan buku karyanya sendiri kepada Kepala Madrasah.
“Saya ingin sekolah bukan hanya sebagai penyedia perpustakaan dengan buku-buku karya orang lain, tapi bagaimana buku karya siswa siswi, kepala sekolah dan guru juga ada di antara buku-buku tersebut. Jadi targetnya menulis,” kata Kunni lagi.*