Site icon berita Azam

Monumen 75: PWI Melakukan Kunjungan ke Tonggak Sejarah Kelapa Sawit di Riau

BeritaAzam.com, Sungailala – Sebanyak 33 wartawan dari PWI Riau berkunjung ke perkebunan kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantation (Astra Agro Lestari Group) di Desa Air Jernih, Kecamatan Sungai Lala, Indragiri Hulu, pada Kamis (25/5/2023).

Perkebunan kelapa sawit milik PT TPP di Inhu ini merupakan salah satu kebun kelapa sawit tertua di Indonesia. Ditanam pada tahun 1975, perkebunan ini masih menghasilkan buah sawit hingga saat ini.

Rombongan wartawan dipimpin oleh Ketua PWI Riau, H. Zulmansyah Sekedang, didampingi oleh Sekretaris Anthony Harry dan Ketua DKD PWI Riau, H. Helmi Burman. Mereka diterima oleh Hadi Sukoco, Community Development Officer (CDO) PT TPP, serta Tofan Mahdi, SVP Communication and Public Affairs PT Astra Agro Lestari Tbk, dan Dede Putra Kurniawan, Community Development Area Manager (CDAM).

“Kami mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat dari PT TPP di kebun kelapa sawit tertua di Indonesia ini. Kami berharap kunjungan ini dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan para wartawan mengenai kelapa sawit,” ujar Zulmansyah dalam sambutannya.

Kunjungan ke PT TPP ini juga merupakan bagian dari peringatan HUT ke-77 PWI dan Hari Pers Nasional (HPN) 2023, yang mencakup serangkaian acara silaturahmi dengan mitra-mitra PWI. Di Riau, puncak perayaan HUT ke-77 PWI dan HPN 2023 akan diadakan di Kota Tembilahan, Indragiri Hilir.

Sementara itu, dalam diskusi bersama wartawan, CDO PT TPP Hadi Sukoco menjelaskan bahwa Provinsi Riau saat ini memiliki kebun kelapa sawit terbesar di Indonesia, dengan luas kebun sekitar 2,89 juta hektar. Di Kabupaten Indragiri Hulu, terdapat tanaman kelapa sawit tertua di Riau yang berlokasi di PT TPP.
“Histori kebun kelapa sawit PT TPP ini dimulai pada tahun 1911,” jelas Hadi.

Pada tahun tersebut, terdapat tiga perusahaan perkebunan di Air Molek, Riau, yaitu NV Cultur Maatachappij Indragiri (perusahaan Swiss), Indragiri Rubber Limited (IRL), dan Klawat Syndicate (joint venture antara perusahaan Inggris dan Strut Company Malaysia).

Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan dikelola oleh PT Perkebunan Indragiri (PT PI), yang kemudian dilikuidasi dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam).

Pada tahun 1973, masa kontrak PT Indragiri Raya berakhir, sehingga perusahaan tersebut dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian pada tahun 1973 dan dipecah menjadi PTP IV, Perluasan Desa, dan PT Tunggal Investment. Pada tahun 1975, PT Tunggal Investment mulai beroperasi dengan komoditas karet dan kelapa sawit. Kemudian, pada tahun 1979, PT Tunggal Investment berubah menjadi PT Tunggal Perkasa Plantations.

Sementara itu, Kepala Kebun PT TPP, Eka Setia Permana, menjelaskan bahwa perusahaan dengan sengaja mempertahankan tanaman kelapa sawit yang ditanam pada tahun 1975 untuk mengenang sejarah awal kelapa sawit di Riau.

“Kami dengan sengaja mempertahankan tanaman kelapa sawit yang ditanam pada tahun 1975 seluas 1,5 hektar dengan jumlah pokok sebanyak 208 sebagai penghormatan terhadap sejarah. Dengan mengetahui sejarahnya, kita dapat memahami asal-usulnya dan kemana arahnya,” ujar Eka.

Menurutnya, tanaman tersebut masih menghasilkan buah sawit. “Tanaman ini masih dipanen secara rutin dan menghasilkan tandan buah segar (TBS),” tambahnya. Hasil perkebunan tahun 1975 ini mencapai 20 ton TBS per hektar per tahun.*

Exit mobile version