Pancasila Pendorong Integritas Akademik

BeritaAzam.com, Jakarta – Pancasila diharapkan tidak hanya menjadi sekadar teks statis, tetapi nilai luhurnya harus diimplementasikan secara aktif dalam ruang publik. Khususnya di lingkungan perguruan tinggi, Pancasila dianggap sebagai pendorong terciptanya akademik yang berintegritas.

Ahmad Tholabi Kharlie, seorang Gurubesar dari UIN Jakarta, mengungkapkan bahwa Pancasila harus menjadi suatu nilai yang beroperasi dan memiliki peran aktif dalam menghasilkan kebaikan di tengah masyarakat, terutama di ruang akademik.

“Pancasila tidak boleh hanya menjadi teks yang tidak berfungsi dan terbang ke angkasa. Namun, Pancasila harus memiliki fungsi yang aktif, mendorong lahirnya kebaikan di ruang publik, termasuk di lingkungan perguruan tinggi,” ujar Tholabi setelah menghadiri upacara peringatan hari lahir Pancasila di UIN Jakarta pada Kamis (1/6/2023).

Sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Jakarta, Tholabi menyebutkan bahwa dalam konteks perguruan tinggi, Pancasila tidak hanya menjadi mata kuliah wajib yang dipelajari oleh sivitas akademika. Lebih dari itu, Pancasila harus menjadi sumber inspirasi dalam terciptanya dunia akademik yang berintegritas.

“Dunia akademik di Indonesia saat ini mendapat perhatian yang luas dari publik. Nilai luhur Pancasila dapat menjadi jawaban atas kritik dan tantangan yang dihadapi dunia akademik di Indonesia,” ungkap Tholabi.

Sebagai anggota pengurus Pusat Asosiasi Pengajar HTN-HAN (APHTN-HAN), Tholabi menambahkan bahwa nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima sila seharusnya menjadi landasan penting untuk menciptakan iklim akademik yang berintegritas, bertanggung jawab, dan menghasilkan kebaikan di tengah masyarakat.

“Akademik yang berintegritas tidak terlepas dari nilai-nilai Pancasila. Dunia akademik harus menghasilkan karya yang otentik, memberikan manfaat bagi kemanusiaan, berkolaborasi, dan menghormati nilai keadilan. Pancasila harus menjadi landasan operasional di lingkungan perguruan tinggi,” tegas Tholabi.

BACA JUGA:  Kepala BBPR Paparkan Capaian Kinerja Balai Bahasa Provinsi Riau 2023

Tholabi juga menyatakan bahwa mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi perlu disesuaikan dengan kebutuhan Generasi Z saat ini dengan melakukan modifikasi yang sesuai dengan dunia Generasi Z.

Dia mengutip hasil riset dari Pusat Studi Kebangsaan Indonesia (PSKI) yang menunjukkan bahwa pemahaman generasi muda terhadap Pancasila melalui pembelajaran di ruang kelas hanya sebesar 28,6%, sedangkan melalui media sosial sebesar 21,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap Pancasila dari kalangan mahasiswa belum cukup tinggi.

“Mata kuliah Pancasila perlu dimodifikasi dalam penyampaian di ruang kelas. Selain itu, pengajar Pancasila harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang Pancasila, bukan hanya pengetahuan yang dangkal,” pungkas Tholabi.*