BeritaAzam.com, Pekanbaru – Perempuan aktivis lingkungan, seniman, dan tokoh budaya Riau, Kunni Masrohanti, memimpin aksi turun ke jalan bersama ratusan milenial yang berasal dari puluhan komunitas di Car Free Day (CFD) Jalan Sudirman Kota Pekanbaru pada hari Minggu, 4 Juni 2023.
Aksi tersebut merupakan bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup (Harlindup) tahun 2023. Kunni dengan penuh semangat membagikan pohon kepada masyarakat sambil terus menyuarakan pentingnya kelestarian alam sebagai rumah bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dalam aksinya, Kunni tampil dengan mengenakan kostum yang terbuat dari sachet deterjen yang didaur ulang, ditambah dengan tengkuluk kain sarung. Penampilan Kunni yang berdiri di tengah jalan sangat menarik perhatian pengunjung CFD di sekitar Tugu Zapin.
“Silakan mampir, Pak, Bu. Ambil pohonnya. Pilihlah sendiri. Jangan lupa menanamnya ya, untuk menjaga bumi sebagai rumah kita agar tetap teduh dan sejuk. Salam lestari,” ucap Kunni kepada setiap pengunjung CFD yang melewati jalannya.
Kunni berdiri dengan memegang satu batang pohon yang siap diberikan kepada pengunjung yang berminat. Sebanyak 500 batang pohon dibagikan secara gratis pada pagi itu.
Selain membagikan pohon, aksi tersebut juga menjadi wadah untuk menyuarakan keadilan dan perubahan iklim sebagai tanggung jawab bersama.
Tema Hari Lingkungan Hidup tahun ini, yang ditetapkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP), adalah “Beat Plastic Pollution” atau bahaya plastik bagi kehidupan makhluk hidup.
Kunni menjelaskan bahwa kostum yang ia kenakan terbuat dari sachet deterjen plastik yang didaur ulang, dengan harapan agar tidak dibuang begitu saja dan dapat dimanfaatkan lebih lama.
Selama aksi berlangsung, terdapat penampilan musik, puisi, dan pertunjukan teatrikal yang dilakukan oleh sanggar-sanggar seni. Di sepanjang jalan sekitar Tugu Zapin juga dibuat baliho sepanjang 50 meter dengan tulisan “Perubahan Iklim Tanggungjawab Bersama”.
Meskipun hujan deras mengguyur saat aksi berlangsung, semangat para peserta tetap tinggi. Kunni sendiri ikut tampil membacakan puisi dan pertunjukan teatrikal bersama rekan-rekan dari Komunitas Seni Rumah Sunting yang ia dirikan.
Aksi ini diikuti oleh sekitar 150 orang dari berbagai komunitas, antara lain Perkumpulan Elang, Pondok Belantara, WALHI Riau, Jikalahari, Mapala Humendala, Wanapalhi, Mapala Suluh, Mapala Suska, Mapala Phylomina, Mafakumpala, Mapala Natural, KPA EMC2, Sorak, Gemas, DDV Riau, Kaliptra Andalas, KSR PMI UIN Suska, KSR PMI Unri, KSR PMI UIR dan FPBLK.
Kemudian, BDPN, Greenomos, BEM FEB Unri, HMJ Manajemen FEB Unri, Kasei Feb Unri, IPMKK, Efec Feb Unri, Sema D3 FEB Unri, Komunitas Seni Rumah Sunting, Jungle Ghost, Mapala Natural, Duri Hijau, XR Riau, Saung Alam Indonesia, Teras Riau, Kelompok Pemusik Jalanan, Sanggar Seni 412, Sanggar Latah Tuah, BEM STMIK /AMIK Riau, Penari Lintas, HMTL Unri, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Geografi UIN SUSKA RIAU, serta pelajar SMK N 1 Pekanbaru.
Kunni menekankan pentingnya mewujudkan keadilan ekologis agar hidup ini memiliki makna yang lebih dari sekadar eksistensi. Ia memperjuangkan kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.
Kunni mengajak untuk menanam pohon, memulihkan ekosistem yang terdegradasi, serta memperjuangkan kebijakan keadilan iklim sebagai tanggung jawab bersama agar kita tidak semakin terbelakang.
“Perubahan iklim yang semakin buruk akibat kerusakan lingkungan dan berkurangnya tutupan hutan memang dapat memberikan kekayaan finansial, namun kita akan menjadi miskin dalam hal moral dan etika,” ucap Kunni.*