Site icon berita Azam

Program Unggulan Itu Bernama Program Revitalisasi Perkebunan Kelapa

Syamsudin dan Rahmat, Warga Kampung Hidayat Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri membawa hasil kopekan kelapa menggunakan boat pancungnya. Foto: Bambang Irawan Syahputra

BeritaAzam.com, Pekanbaru – Indragiri Hilir adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki potensi perkebunan kelapa yang cukup besar. Kelapa merupakan salah satu sumber pendapatan warga Indragiri Hilir, selain sawit dan pertanian.

Indragiri Hilir memiliki luas wilayah sekitar 10.058,62 km² dengan mayoritas wilayahnya merupakan perbukitan dan daerah pantai. Daerah pantai di Indragiri Hilir sangat cocok untuk dijadikan sebagai lahan perkebunan kelapa. Selain itu, kondisi iklim yang tropis dan kelembaban udara yang tinggi membuat tanaman kelapa dapat tumbuh dengan baik di daerah ini.

Menurut Bupati Indragiri Hilir HM Wardan, perkebunan kelapa di Indragiri Hilir umumnya dikelola oleh warga setempat dengan sistem usaha kelompok atau KUD (Koperasi Unit Desa). Jumlah pohon kelapa yang dibudidayakan di setiap kebun bervariasi, mulai dari 100-1.000 pohon perhektar, tergantung pada kemampuan dan kondisi lahan.

Produksi kelapa di Indragiri Hilir relatif stabil setiap tahunnya dengan rata-rata produksi sekitar 20.000 ton/tahun. Mayoritas produksi kelapa di daerah ini digunakan untuk menghasilkan kopra, yaitu biji kelapa yang telah dikeringkan dan siap untuk diproses lebih lanjut menjadi minyak kelapa atau santan.

Selain itu, kata Wardan, ada juga beberapa sentra pengolahan kelapa di Indragiri Hilir yang memproduksi berbagai produk olahan kelapa seperti santan, serundeng kelapa, dan lain sebagainya. Produk-produk olahan kelapa tersebut
kemudian dijual ke pasar lokal maupun pasar luar daerah.

“Sementara potensi perkebunan kelapa di Indragiri Hilir sangat besar. Kita masih menemukan banyak lahan kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa. Selain itu, pengembangan teknologi dan peningkatan kualitas varietas kelapa juga dapat meningkatkan produksi kelapa di Indragiri Hilir,” ujar Wardan kepada BeritaAzam.com, beberapa waktu lalu.

Peningkatan produksi kelapa di Indragiri Hilir dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah, karena dengan produksi kelapa yang meningkat, maka akan tercipta lapangan pekerjaan baru dan pendapatan warga daerah juga dapat meningkat. Disamping itu, olahan kelapa dari Indragiri Hilir juga memiliki potensi untuk menembus pasar ekspor, sehingga dapat meningkatkan penghasilan bagi warga dan perekonomian daerah.

Wardan juga menyebut, perkebunan kelapa di Inhil dapat menjadi sumber penghasilan utama bagi masyarakat. Selain menghasilkan banyak produk turunan seperti santan, minyak kelapa, dan kopra, perkebunan kelapa juga memberikan pekerjaan bagi sejumlah warga setempat.

Dalam beberapa tahun terakhir, produksi kelapa di Inhil meningkat drastis dari sebelumnya hanya mencapai 1 ton per hektar menjadi 12 ton per hektar. Hal ini disebabkan oleh upaya pemberdayaan petani dalam penggunaan pupuk organik dan teknologi pertanian yang lebih baik.

Selain itu, peran pemerintah dalam memberikan bantuan alat-alat pertanian juga sangat membantu meningkatkan kualitas dan produktivitas perkebunan kelapa di daerah ini.

Dengan potensi perkebunan kelapa yang besar, Inhil memiliki peluang besar untuk menjadi daerah penghasil kelapa terbaik di Indonesia. Namun, perlunya upaya yang terus-menerus dalam pemberdayaan petani dan pengembangan teknologi pertanian yang lebih baik untuk terus meningkatkan produksi kelapa di daerah ini.

Hambatan dan Tantangan

Namun disisi lain, seorang pengamat pertanian dan lingkungan dari Rona, Efrizal Anwar mengatakan ada beberapa hambatan dan tantangan untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat.

Pertama; Pergantian Tanaman Tua. Perkebunan kelapa di Inhil banyak diisi oleh varietas kelapa tua dan pendek serta memiliki produksi rendah. Ini menjadi hambatan untuk meningkatkan produksi karena varietas kelapa ini sudah tidak efisien lagi dalam produksi buah.

Kedua, Kerusakan Lingkungan. Aktivitas manusia dan kegiatan perkebunan kelapa yang tidak ramah lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang cukup  signifikan. Hal ini dapat berdampak pada hasil produksi yang semakin menurun pada masa yang akan datang.

Ketiga, Pemilihan Bibit. Pemilihan bibit yang salah dapat mengakibatkan produksi yang buruk pada saat masa panen. Hal ini disebabkan karena bibit yang tidak berkualitas cenderung lebih mudah terserang penyakit sehingga
mengakibatkan produksi berkurang.

Keempat, Pengetahuan Petani. Pengetahuan petani dalam mengelola kebun kelapa juga sangat menentukan untuk meningkatkan produksi. Kurangnya pengetahuan petani dalam menciptakan sistem penanaman yang baik, perawatan tanaman, dan penggunaan pupuk dapat menghambat upaya dalam meningkatkan produksi.

Kelima, Pemasaran yang Tidak Efektif. Kurangnya pengelolaan usaha dan pemasaran yang tidak efektif akan menimbulkan penurunan harga jual hasil produksi. Hal ini akan menjadi tantangan dalam upaya peningkatan pendapatan petani.

“Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan efisiensi usaha dalam pengelolaan perkebunan, memperbaiki pengetahuan petani, mempromosikan pemilihan bibit yang baik dan ramah lingkungan, dan menjalin kerjasama dengan perusahaan pengolah kelapa untuk memperoleh harga yang baik,” ucapnya.

Mulai Merasakan Peningkatan Produktifitas

Apa yang dikatakan Efrizal tersebut diamini Sekretaris Dinas Perkebunan Inhil Abdurrahman SPi MSi saat ramah tamah bersama rombongan safari jurnalistik PWI Riau di Tembilahan, Sabtu (18/03/2023) malam.

Dia mengatakan, sebelumnya, masyarakat petani kelapa di Inhil mengalami berbagai kendala dalam menjalankan usaha mereka. Salah satu kendala yang paling besar adalah rendahnya hasil panen kelapa dan harga jual yang kurang menguntungkan. Sehingga, banyak petani yang merasa kesulitan untuk menghidupi keluarganya.

Namun, situasi tersebut berubah ketika Pemkab Inhil melakukan program untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kelapa. Mereka memberikan bantuan bibit unggul, pupuk, obat-obatan dan sarana produksi lainnya.

Dalam program tersebut, petani juga diberikan pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan usaha kelapa secara optimal serta memperbaiki teknik pengolahan dan pemasaran produk kelapa, baik dalam bentuk kopra, minyak kelapa, atau olahan-olahan lainnya.

Hasilnya, kata Abdurrahman, secara bertahap, para petani kelapa di Inhil mulai merasakan peningkatan produktivitas dan pendapatan mereka. Hal itu juga terlihat dari semakin banyaknya kelapa yang mereka hasilkan dan tingginya permintaan pasar terhadap produk olahan kelapa lokal.

Tidak hanya bermanfaat bagi petani, namun program ini juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar yang bekerja sebagai pedagang atau pengolah produk olahan kelapa.

Saat ini, petani kelapa di Inhil dapat hidup layak dan berhasil menaikkan pendapatan mereka. Hal ini tentu saja membawa perubahan signifikan bagi kehidupan mereka dan keluarganya serta pada perekonomian daerah.

“Dalam kurun waktu terakhir tersebut, tak sedikit pemerintah lain yang tertarik dengan keberhasilan program di Inhil dan melihat peluang bisnis di dalamnya. Diharapkan, pengembangan usaha kelapa di Inhil ini dapat terus berlangsung dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia,” harapnya.

Pemberian Bibit Unggul dan Bantuan Modal

Progam perhatian Pemkab Inhil berikutnya adalah bernama program revitalisasi perkebunan kelapa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa di daerah tersebut.

Salah satu bentuk dari program revitalisasi perkebunan kelapa adalah pemberian bibit kelapa unggul kepada petani. Bibit kelapa unggul ini memiliki kualitas yang lebih baik dan unggul dibandingkan dengan bibit kelapa biasa. Pemberian bibit unggul ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen kelapa.

Selain itu, pemerintah Indragiri Hilir juga memberikan bantuan modal kepada kelompok tani kelapa yang ingin meningkatkan hasil panen kelapanya. Bantuan modal ini berupa pinjaman dana yang dapat digunakan oleh para petani kelapa untuk membeli pupuk, pestisida, dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan dalam budidaya kelapa.

Pemerintah Indragiri Hilir juga seringkali mengadakan pelatihan dan penyuluhan kepada petani kelapa. Pelatihan dan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dalam mengelola perkebunan kelapanya. Materi pelatihan yang diberikan meliputi cara pemberian pupuk yang tepat, penanganan hama dan penyakit, dan teknik pengelolaan lahan yang baik.

Selanjutnya, kata Abdurrahman, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani kelapa, pemerintah Indragiri Hilir juga seringkali mengadakan pasar murah untuk produk-produk pertanian. Pasar murah ini sangat membantu para petani kelapa dalam menjual hasil panen mereka dengan harga yang lebih terjangkau.

Pemerintah Indragiri Hilir juga seringkali menjalin kerjasama dengan instansi atau perusahaan lain untuk membantu para petani kelapa. Salah satu contohnya adalah kerjasama antara pemerintah dengan perusahaan kelapa sawit di daerah tersebut. Dalam kerjasama ini, para petani kelapa diizinkan untuk menanam
kelapa diantara lahan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan tersebut. Hal ini tentu menjadi salah satu sumber pendapatan bagi para petani kelapa yang sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Secara keseluruhan, perhatian pemerintah Indragiri Hilir kepada petani kelapa dapat dikatakan cukup besar. Program revitalisasi perkebunan kelapa, bantuan modal, pelatihan, pasar murah, dan kerjasama dengan instansi lain merupakan beberapa bentuk konkret dari perhatian pemerintah Indragiri Hilir terhadap petani kelapa. Semoga semua program dan kebijakan tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi para petani kelapa di daerah tersebut,” sebutnya.*

Exit mobile version